
Sudut Pandang
Seorang ibu menyuruh anaknya membeli sebotol penuh minyak. Ia memberikan sebuah botol kosong dan uang.
Kemudian anak itu pergi membelinya. Dalam perjalanan pulang ia terjatuh, minyak yg ada didlm botol itu tumpah hingga separuh, kemudian ia menemui ibunya dg menangis,
“ibu saya kehilangan minyak setengah botol !” Ia sangat sedih dan tdk bahagia, ia memandang kejadian itu secara negatif & bersikap pesimis.
Kemudian ibu itu menyuruh anaknya yg kedua utk membeli sebotol minyak, anak kedua ini pun pergi. Dalam perjalanan pulang ia juga terjatuh dan separuh minyak ya tumpah.
Ia memungut botol yg minyaknya tinggal separuh itu dan ia pulang dg wajah berbahagia. Ia berkata pd ibunya,
“ibu saya td terjatuh, botol ini tumpah, bisa saja botol itu pecah, tapi saya berhasil menyelamatkan separuh minyaknya.”
Anak kedua ini tdk bersedih hati, malah ia tampak berbahagia dan bersikap optimis atas kejadian buruk yg menimpanya.
Sekali lagi ibu itu menyuruh anaknya yg ketiga utk membeli sebotol minyak. Ia memberikan sebuah botol dan uang.
Anaknya yg ketiga pergi membeli minyak, sekali lagi anak itu terjatuh dan memungut botol yg minyaknya tumpah dan isinya tinggal separuh itu. Kemudian ia mendatangi ibunya dg sangat bahagia, ia berkata,
“ibu saya menyelamatkan separuh minyak.” Tapi anak yg ketiga ini bukan hanya seorang anak yg optimis, ia juga seorang anak yg realitis. Dia memahami bhw separuh minyak telah tumpah dan separuh bisa diselamatkan. Maka dg mantap ia berkata lagi pd ibunya,
“ibu aku akan pergi ke pasar utk bekerja keras sepanjang hari agar bisa mendapatkan uang utk membeli minyak setengah botol yg tadi sdh aku tumpahkan, sore nanti aku akan memenuhi botol itu.”
Sahabatku,
Dari kisah di atas kita bisa memetik sebuah pelajaran penting yakni tentang sudut pandang kejadian buruk yg sama terjadi, tapi respon seseorang bisa berbeda-beda.
Dalam menjalani kehidupan ini, kita bisa saja memandang kehidupan dg kacamata yg buram atau dg kacamata yg terang.
Namun hanya memandang kehidupan saja, sekalipun itu dg kacamata yg terang, belum memberikan dampak yg bisa dirasakan, karena semua itu tdk bermanfaat jika kita tdk bersikap realistis dan mewujudkannya dlm bentuk kerja atau tindakan nyata.
Jadi mari memandang kehidupan dari sudut pandang yg baik dan mewujudkannya dlm bentuk tindakan nyata, supaya kita bisa merasakan dampak yg positif dr sikap dan tindakan kita.
Karena cara pandang saja tdk cukup dan kata2 saja tidaklah cukup bila tdk disertai dgn tindakan nyata.
“Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yakobus 2:17).
Selamat pagi sahabatku
Tuhan memberkati