
GRAND INDO PACIFIC VS OBOR
Mengapa Presiden Jokowi yang sering ke Papua Dan membangun Papua? Ini potensi "ancaman" real geopolitik dalam waktu dekat.
Saat Presiden Jokowi kerja keras mencegah ancaman dari Papua, elit oposisi bahlul macam Prabowo, Amin Rais, dan Rizieq Shihab yg haus kemenangan tidak malu malu lagi mengajukan proposal ke Raja Arab until siap menjadikan Indonesia menjadi Cabang Kerajaan Saudi Arabia. Namun proposal para bahlul ditolak mentah mentah. Ehhh...malah merapat ke China.
*
Presiden AS Barack Obama dalam perjalanan menuju Bali dalam rangka dua KTT, ASEAN dan Ekonomi Asia Timur, Obama singgah di Australia.
Obama mengumumkan sebuah keputusan penting, yaitu AS akan menempatkan 2.500 personil marinir di Darwin, Australia Utara. Menurut Obama kehadiran pasukan AS Darwin dalam rangka mengimbangi pergerakan China di kawasan Asia Tenggara.
AS dan Astralia sama-sama memiliki kepentingan di Papua. AS melalui PT Freeport, sedangkan Australia selain soal kesamaan ras penduduk asli Papua dengan etnis Aborigin, juga punya sejumlah perusahaan penebangan kayu yang beroperasi di wilayah Papua Nugini,
China sudah berhasil memasukan perusahaan gas miliknya ke Tangguh, Papua Barat. Selain China, Inggris sudah lebih dahulu menempatkan perusahaannya British Petroleum (BP) di Tangguh, Papua Barat. Inggris “memelihara” proxy Benny Wenda dg suaka politik dan kantor perwakilan OPM yang diresmikan April 2013. Disusul pembukaan kantor perwakilan OPM di Melbourne pada 25 Juni 2014.
Noam Chomsky seorang Profesor Linguistik Modern dari Massachusetts Institute of Technology awal Desember 2013 menuding Amerika Serikat dan Australia telah melakukan skandal besar mengenai masalah Papua. Tudingan itu diungkapkan dalam sebuah wawancara yang dilakukan YouTube dan dipublish di media sosial itu 8 Desember 2013. Chomsky menilai perlawanan di Papua Barat akan terus terjadi walaupun tidak akan berhasil. Untuk meredam perlawanan itu, Chomsky menyarankan pihak barat (Australia dan AS) harus mengambil tanggungjawab dan tindakan atas kondisi yang terjadi.
KANDIDAT PROXY CHINA
Setelah proposal yg ditanda tangani Prabowo, Amien Rais, dan Rizieq Shihab untuk menjual Indonesia menjadi cabang Kerajaan Arab Saudi yg jadi bahan lucu lucuan elit Kerajaan Arab Saudi, tampaknya ada peluang Prabowo dan Zulkifli Hasan siap melego Indonesia ke China.
Semua ini bermula dari sikap Jokowi yg tidak mau dimanfaatkan dalam program One Belt One Road (OBOR) China maupun program Grand Pacific AS. Kedua proyek raksasa ini amprokan di Laut China Selatan.
Dalam pertemuan APEC di Beijing Jokowi dengan tegas akan memberikan ruang ALKI kepada AS yg punya program Grand Pacific. Dengan demikian tidak berdesakan dengan China di Malaka. Untuk itu Jokowi akan membangun pelabuhan check point di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi. Waktu itu baik China dan AS setuju untuk mengakhiri koflik di Laut China Selatan. AS dan China bisa dilakuin Jokowi.
Atas kesepakatan itu China merasa aman dengan program OBOR untuk menghubungkan China - ASEAN. Pembangunan kereta logistik digelar dari Guangxie melalui Vietnam, Thailand, Malaysia Singapore dan rencananya melalui jembatan laut Malaka akan terhubung dengan Indonesia ( Dumai ). Saat sekarang jalur kereta sudah sampai di Malaysia. Dan sekarang sedang membangun terowongan ke Singapura.
Sementara AS sedang memperkuat investasi explorasi gas di blok Santa Fee dan Masela ( Laut Arafuru- Maluku ) dan Mahakam, Kalimantan timur.
Dalam perjalanannya Jokowi spt abai kesepakatan APEC itu. Jokowi tidak menanggapi proposal Jembatan Selat Malaka yang menghubungkan Dumai dengan Malaka. Program Toll laut Jokowi bukannya mendukung OBOR malah bersaing dengan OBOR. Ini bikin pusing China.
Nasib yang lebih parah dialami AS? Blok Mahakam di take over oleh Pertamina awal tahun ini dan Blok Masela akhirnya dibangun di darat dan sekarang justru Jokowi akan membangun pangkalan militer di Kepulauan Arafuru. AS tambah pusing. Jokowi dinilai tidak komit.
Padahal kalau ditelusuri urusan komit komitan, justru ketidak komitmen dimulai oleh China sendiri. Janji China akan menggelontorkan dana USD 30 miliar untuk jalan toll Sumatera dan toll laut , nyatanya hanya 10% saja cair.
Meskipun menghadapi buaya, Jokowi tak mau dikadalin. Namanya kerja sama ya bersinergi. Para pihak perlu menunjukkan itikad baik.
Kalau mau bersinergi , China dan AS perlu menunjukan itikad baik. China perlu menuntaskan komitmen membiayai jalan toll Sumatera dan toll laut, secara B2B. Kemudian AS dorong Jepang dan Eropa untuk membangun koneksitas Kalimatan dan Sulawesi. Dengan terbangunnya infratruktur, Indonesia bukan jadi penonton, tapi juga siap bersaing atas program OBOR China dan program AS Grand Pacific.
Namun, China tampaknya cenderung menghindari dari komitmen. China dan PS dan elite partai koalisi sengaja diundang dalam acara ulang tahun kemerdekaan China. itu sebagai sinyal bahwa China mulai bermain politik dua kaki demi proyek OBOR di Indonesia. Ketua umum PAN yang juga ketua MPR diundang ke Beijing, dan memberi jaminan China akan mendapat karpet merah bila datang ke Indonesia. Ini nyata nyata terang benderang melakukan pengkhianatan "aqidah politik" dirinya yg konon isunya katanya "anti aseng".
Dari permainan "kesabaran Demi Waktu", AS mengajukan proposal "Indo Pacific" kepada Presiden Jokowi yang lebih konkrit. Tentu kualitas proposal AS jangan disamakan dg proposal bahlul kebanggaan Kita.
PEMIMPIN ASIA PACIFIC
( Politik )
Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS yang juga mantan DIrektur CIA pada bulan Agustus kemarin datang ke Jakarta. Kedatangan ini bukanlah hal biasa. Karena Mike datang khusus untuk menawarkan proposal Indo Pacific kepada Indonesia. Pada tahun 2017 pemerintahan Presiden Donald Trump memasukkan istilah Indo-Pasifik dalam agenda kebijakannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya membendung dominasi dan hegemoni Tiongkok di Kawasan Asia – Pasifik pun Hindia. Posisi Jokowi sebagai negarawan dan juga pemimpin penentu dalam ASEAN, di uji untuk bersikap. Apakah Jokowi setuju ataukah menolak. Kalau setuju maka ini akan memancing sentimen negatif pihak Beijing kepada Jokowi. Apalagi hubungan antara China -Asean sudah di aktualkan dalam bentuk CAFTA. Belum lagi program OBOR bagi China bukan hanya retorika.
Nah apa itu Indo Pacific ? Sebetulnya ini gagasan mempersatukan kawasan ASIA PACIFIC. Namun kata ASIA diubah jadi Indo. Perubahan ini bukan hanya dari segi istilah tetapi juga perubahan total dari segi teori dan praktek atas ASIA Pacific. Indo-Pasifiksendiri adalah sebuah kawasan besar di dunia yang menyusuri pantai timur Afrika, termasuk negara-negara Teluk dan mencakup sebagian besar kawasan Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, dan berakhir di Hawaii. Dalam artikelnya berjudul Deepening the US-Indonesian Strategic Partnershipyang dimuat di The Diplomat, Direktur Senior Program Studi Keamanan Asia-Pasifik pada Center for a New American Security, Patrick M Cronin, mengatakan AS membutuhkan peran Indonesia untuk membendung pengaruh Tiongkok di kawasan. Nah cerdas kan AS membuat Jokowi tersudut.
Pada waktu bersamaan China mulai kehilangan harapan dengan Jokowi atas program OBOR nya yang tak kunjung terealisir di Indonesia. Apalagi sejak kedatangan Mike ke Indonesia, China hopeless terhadap Jokowi. Bagi China Indonesia penting sekali. Mengapa ? Indonesia sebagai gerbang masuk Selat Malaka untuk hilir mudiknya kapal pengangkut dari Asia dan Eropa. Kebutuhan 60% pasokan energi Cina banyak berasal dari Iran, Arab Saudi dan Angola melalui Selat Malaka, Lombok dan Sunda. 60.000 kapal pengangkut energi Cina melewati perairan Indonesia setiap tahunnya dengan membawa setidaknya 25% barang perdagangan global. Jadi pahamkan, betapa strategisnya Indonesia bagi China. Makanya China akan lakukan apa saja agar hegemoninya terhadap Indonesia tercapai. Dan selama 4 tahun hubungan China Indonesia tidak ada kemajuan yang berarti.
Itulah sebabnya dengan terang terangan China merapat ke Prabowo. Pihak PKS dan PAN yang merupakan koalisi Gerindra berhasil meyakinkan Prabowo mengubah arah kiblatnya kepada China. Apalagi menjelang Pemilu. Tentu ini peluag bagi kubu Prabowo untuk mendapatkan dukungan logistik dari China. Sebulan setelah kedatangan Mike ke Indoensia, pada waktu acara ulang tahun kemerdekaan China di Kedutaan, Prabowo dengan tegas mengatakan respect nya terhadap China, yang dianggap sangat penting bagi Indonesia. Kerjasama yang ada harus ditingkatkan di masa depan. Ini sinyal bahwa Prabowo- Sandi bersama China. Jokowi paham manuver China itu. Dan tidak menampakan kecewa atas sikap china itu. Nah bagaimana sikap politik regional Jokowi atas pertarungan hegemoni antara AS dan China itu?
Kemarin dalam pertemuan ASEAN di Singapore. Jokowi membuat keputusan tegas atas Indo Pacific. Bahwa Indonesia setuju dengan porposal AS tetapi ASEAN harus leading dalam Indo Pacific. Mengapa ? karena Asean udah ada komitmen dengan China dalam kuridor China ASEAN ( CAFTA), dengan Korea dalam kuridor Korea -ASEAN, dengan Jepang, dalam kuridor Jepang ASEAN. Komitmen yang sudah ada ini tidak boleh rusak karena adanya Indo Pacific. Sementara AS inginkan Indo Pacific di pimpin oleh India, atau Jepang atau Australia. Namun sikap Jokowi itu langsung di response positip oleh India, Jepang dan Australia. Artinya Indo Pacific yang menentukan adalah ASEAN dan itu adalah Indonesia sebagai pendiri dan sekaligus pemimpin Negara ASEAN. Mengapa India, Australia dan jepang mendukung Indonesia? karena mereka percaya kepada pribadi Jokowi. Inilah kemenangan Jokowi yang membuat AS dan China harus respect.
Karenanya AS dan China dalam posisi berharap peran Jokowi untuk menjadikan kawasan ASIA Pacific sebagai kawasan damai yang menghirmati kesepakatan international. Artinya secara politik, Jokowi akan menetukan peta politik hubungan AS dan China ke depan khususnya mengenai ASIA Pacific. Arahnya sudah jelas “ perang tidak menghasilkan hal yang positip. Yang menang dan yang kalah sama ruginya. Tetapi kerjasama atas dasar cinta damai jauh lebih menguntungkan dalam jangaka panjang untuk perdamaian dunia. Negara ASIA Pacific percaya kepada kepemimpinan Jokowi itu. AS merasa puas. Dan China kembali percaya kepada Jokowi. Secara politik , Jokowi sudah menjadi pemimpin dunia, dan bukan kelasnya lagi untuk dibandingkan dengan Prabowo-Sandi..
(copasan dari beberapa number)