
Kristus Memang Lahir pada Tanggal 25 Desember
ditulis oleh : Ma Lobo
(Gereja Coptic)
Ada beberapa kisah dan pandangan yang fundamental terhadap keyakinan tentang berapa tanggal yang pasti dari kelahiran Kristus Tuhan kita.
ada sebagian orang yang berpendapat "berapa pun tanggalnya tidaklah jadi masalah", ada pula yang berpendapat bahwa Yesus lahir pada musim semi di awal sebtember-oktober, ataukah pada juli -agustus, adapula pendapat bahwa kelahiran yesus tanggal 25 adalah sebuah kesesatan yang lahir dari gereja karena menganut paham kafir dalam perayaan DIES NATALIS SATURNALIA ATAU HARI KELAHIRAN DEWA MATAHARI PADA ZAMAN KEKAISARAN PANGAN ROMAWI., tapi pertanyaannya sebenarnya kapan Dia dilahirkan dan apakah benar demikian dari semua pernyataan diatas???
marilah dengan segala kerendahan hati kita menyelidiki semuanya itu dengan tuntunan ROH KUDUS ALLAH!!!!!
OPINI DALAM KEKRISTENAN TENTANG KELAHIRAN KRISTUS.
1. Benarkah Al-Masih/ Yesus Kristus lahir pada tanggal 25 Desember?
A. ANALISIS PENANGGALAN MENURUT KALENDER YAHUDI, JULIAN DAN GREGORIAN(dan Julian Revisi).
Dokumen Gereja pertama kali yang mencatat penetapan tanggal kelahiran Al-Masih, adalah Didascalia atau Konstitusi Rasuli (Arab: Dastur Rasuliy) yang berbunyi: “Saudara-saudaraku, peliharalah perayaan untuk kelahiranNya pada tanggal 25 bulan ke-9 Ibrani, yaitu tanggal 29 bulan ke-4 Mesir”
[1]. Injil Lukas 1:26 mencatat, bahwa berita Malaikat Jibril akan lahirnya Yesus, terjadi pada bulan ke-6. Dalam kalender Ibrani, ada 2 macam perhitungan: Pertama, Kalender perayaan keagamaan (the Sacred calendar), yang ditetapkan sejak Bani Israel kembali dari pembuangan di Babel, dan mulai dari bulan Nisan (kira-kira April). Kedua, Kalender sipil (the Civil calendar) yang diawali dari bulan Tisyri atau Etanaim (Kira-kira bulan Oktober)
[2]. Bulan ke-6 dalam kalender sipil Ibrani adalah Adar, kira-kira jatuh pada bulan Maret. Jadi, menurut hitungan gereja waktu itu, Malaikat Jibril datang kepada Maryam pada hari ke-25 bulan Maret yang paralel dengan minggu ke II dlm bulan Adar2/Nisan. Itulah ‘Id Bisyarat al-Adzra’ (Maryam menerima Kabar Gembira).
[3]. Karena itu kemudian kelahiran Yesus jatuh pada hari ke-25 bulan Ibrani Tebeth (Kanun al-Awwal), kira-kira 25 Desember. Dalam teks liturgis disebut hari Natal (atau ‘Id al-Milad). Hitungan ini ternyata cocok dengan terjadi konjungsi planet Jupiter dan Saturnus, yang terjadi bulan Desember tahun 7 sebelum Masehi.
Tapi mengapa kini ada perbedaan dalam merayakan Natal: antara Gereja Barat yang merayakan pada tanggal 25 Desember(Gregorian), dan Gereja Timur yang merayakan tanggal 7 Januari(Gregorian)? Harus dicatat, perbedaan itu tidak terjadi pada fakta dasarnya, tetapi akibat selisih perhitungan antara penanggalan Gregorian Barat dan penanggalan Julian yang lama yang masih dipakai di gereja-gereja Orthodox di Timur. Sebenarnya, penetapan pertama hari-hari raya Gereja, untuk pertama kalinya secara akurat dihitung dari Mesir. Seorang astronom Gereja Orthodox di Mesir, bernama Batlimous, pada akhir abad ke-2 Masehi, melakukan perhitungan secara cermat atas perintah Baba Dimitri/Demetrius, yang menjadi Patriakh Alexandria dari tahun 199-232 Penanggalan Mesir dihitung berdasarkan penampakan bintang Siriuz, yang diakui UNESCO sebagai kalender yang paling akurat dibandingkan dengan sistem penanggalan manapun yang pernah dibuat. Jadi penetapan perayaan Natal mula-mula jatuh pada tanggal 29 bulan Kiahk. Di wilayah kekaisaran Roma pada waktu itu berlaku pada kalender Julian(bukan Gregorian). Kalender ini ditetapkan oleh Julius Caesar tahun 46 sebelum Masehi, yang didasarkan atas peredaran matahari. Hitungannya 700 tahun dari berdirinya kota Roma. Nah, pernah terjadi hitungan kalender Julian ini salah. Lalu seorang astronom, Mesir, Sosiginous, memperbaikinya yaitu menyesuaikan dengan tahun Coptic yang terdiri dari 365 hari. Kalender inilah yang diikuti seluruh Gereja baik di Timur maupun di Barat, sampai abad ke-16 Masehi. Pada tahun 1582, Paus Gregorius dari Roma membuat modifikasi dari kalender Julian ini, yang kemudian disebut Kalender Gregorian hingga sekarang. Kalender inilah yang sampai hari ini diikuti oleh Gereja Barat: baik Katolik maupun gereja-gereja Protestan. Sedangkan gereja-gereja Timur dari dahulu hingga sekarang tetap menggunakan Kalender Julian, itu walaupun sekarang ada Gereja Orthodox yang menggunakan Kalender Julian Revisi.
Lalu mengenai perbedaan jatuhnya perayaan Natal di Barat dan di Timur itu? Nah, perbedaan itu mula-mula disebabkan karena perbedaan dalam menghitung jatuhnya ‘Idul Fashha (Perayaan Paskah). Konkritnya, Gereja Barat menetapkan jatuhnya perayaan Paskah tepat pada bulan purnama musim semi. Ini mengikuti kebiasaan Paskah Yahudi. Padahal orang Yahudi memakai kalender bulan, yang setahunnya hanya terdiri dari 354 hari. Itu berarti selisihnya dengan kalender matahari 10 hari. Dalam hal ini, Paskah Yahudi memang selalu jatuh pada bulan purnama. Karena perhitungan peredaran bulan tadi. Tetapi tidak demikian dengan Paskah Kristen, yang dihitung berdasarkan peredaran matahari. Akibatnya, pada tahun-tahun lain bulan purnama jatuh sebelum jatuhnya perayaan Paskah Kristen. Nah, waktu itulah jatuhnya Paskah di Barat harus dimajukan. Sedangkan gereja-gereja Timur menghitungkan jatuhnya Paskah selalu pada hari Minggu. Tidak peduli tepat pada bulan purnama atau tidak. Sebab yang menjadi patokan bukan lagi pengorbanan domba dalam kalender Yahudi, sebab Yesus sendirilah “Anak Domba Paskah kita” (1 Korintus 5:7).
[Dan tidak perlu lagi menggunakan Roti tidak beragi, karena Kristus telah bangkit dan menebus umat manusia dari kodratnya yang berdosa menuju kepada kodrat semula, itulah makna dari "Ragi" yang mengembangkan Roti].
Pada tanggal 5 Oktober 1582, kalender Gregorian maju 10 hari. Selanjutnya, satu hari hilang pada tahun 1700, 1800, dan 1900. Akibatnya, 10 hari ditambah 3 hari menjadi 13 hari itu. Hitungannya jadi berbeda.
tetapi karena kalender Barat yang menang[Karena G3], maka hitungan yang tepat dari Gereja Timur yaitu tanggal 29 Kiahk atau 25 Tebeth itu, harus mengalah hingga sekarang ini selalu jatuh tanggal 7/6 Januari[Kalender Gregorian], apabila dihitung dari kalender Barat yang maju 13 hari tadi.
B. ANALISIS BERDASARKAN KETERANGAN ALKITAB
Tanggal pasti perayaan Natal memang tidak tercantum dalam Alkitab. Namun pada abad ke-2, Astronom Gereja Orthodox, Batlimous, atas perintah Uskup Demetrius (Patriarkh Iskandariyah dari tahun 199 - 232 AD) melakukan perhitungan secara cermat berdasarkan standar kalender Kawakibiah (penanggalan berdasarkan pergerakan bintang Zirius, penanggalan ini telah diakui oleh UNESCO lebih akurat dari penanggalan yang lain) sehingga tanggal perayaan Natal sudah dapat dijumpai pada dokumen awal Gereja Orthodox, yaitu pada dokumen Disdacalia Apostolorum (Arab: al-Dustur ar-Rasuliyah) yang berbunyi: "Saudara-saudara, peliharalah perayaan untuk kelahiranNya pada tanggal 25 bulan ke-9 Ibrani, yaitu tanggal 29 bulan ke-4 Mesir". Jadi penetapan perayaan Natal oleh Gereja mula-mula jatuh pada tanggal 29 bulan Khiahk.
Gambaran garis besarnya bagaimana perhitungannya demikian. Bagaimana kita tahu kapan Yesus dilahirkan menurut pengisahan INJIL. Baiklah kita lihat dari Informasi Kelahiran Yohanes Pembabtis, karena dari sinilah kita dapat mengetahui kapan YESUS dilahirkan. Informasi pertama: Kapankah Yohanes dikandung dan dilahirkan?
Luk 1:5 Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.
Luk 1:8 Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan.
Luk 1:23 Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah.
Luk 1:24 Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri.
Dari narasi diatas diperoleh informasi sebagai berikut:
Zacharia, ayah Yohanes adalahimam dari golongan Abia
Setelah seslesai menjalankantugasnya dirumah Tuhan,Elisabeth ketahuan hamil.
Lalu kapan Zacharia mendapatkan giliran menjadi imam jika dia adalah seorang imam abia?
Kalender Penanggalan Yahudi dan Keterangan ke Kalender Masehi dapat kita lihat di Kalender di bawah ini
Diasumsikan bahwa Persembahan Ibadah Imam Abia yang ke 35 lah yang kita pegang sebagai data untuk membuktikan PREDIKSI KELAHIRAN TUHAN YESUS
Zakharia harus menjadi imam pada minggu ke 35 atau sekitar bulan November, karena letak minggu ke 35 adalah di bulan November Kalender Penanggalan Yahudi.
Luk 1:5 Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.
Luk 1:8 Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan (Minggu 35 atau bulan Akhir November - Awal Desember).
Luk 1:23 Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah.
Luk 1:24 Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri.
Dari ayat-ayat di atas kita dapatkan data bahwa Elizabet mengandung setelah Zakaria melakukan Tugas Keimamannya artinya Elisabet mulai mengandung pada bulan Kislev. Kemudian, kita rujukan data ini ke BUKTI dari Injil yang lainnya Malaikat Gabriel mendatangi Maria pada saat usia kehamilan Elisabeth memasuki bulan ke enam (6).
Luk 1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
Luk 1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Luk 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia , yang disebut mandul itu.
Dari data di atas kita dapatkan bahwa MARIA mulai mengandung saat ELIZABETH mengandung selama 6 bulan. Awal Elizabeth mengandung adalah bulan Kislev, jika MARIA mengandung saat umur Kandungan Elisabet 6 bulan, maka Maria akan mulai mengandung pada bulan Iyar dan melahirkan pada bulan Tevet (Akhir Desember - Awal Januari).
Selengkapnya dijelaskan dalam gambar;
Jadi prakiraan kelahiran Yesus Kristus menurut kronologi pengisahan dalam INJIL dan sesuai dengan kebiasaan penanggalan Yahudi dalam Taurat, maka Gereja mula-mula menetapkan bahwa Yesus lahir menjelang Akhir Desember atau Awal Januari. Ditetapkanlah dalam Kalender Liturgi Gereja bahwa masa antara akhir Desember hingga awal Januari adalah Masa Natal / Miladulmasih / Kelahiran Kristus.
Gereja menetapkan bahwa 25 Desember / 29 bulan Khiak (sesuai penanggalan Gereja Awal) sebagai Kelahiran Yesus akhirnya menggantikan kebiasaan kaum kafir yang menyembah Dewa, dengan ajaran baru yang Monotheisme. Kebetulan seperti ini mengakibatkan Perayaan Hari besar Kaum kafir itu seolah-olah dikristenisasikan, kemudian dilihat dari Prakiraan Kelahiran Yesus yaitu di Akhir Desember atau Awal Januari maka, tanggal 25 Desember tersebut memperingati Hari Lahir Yesus (BUKAN HARI LAHIR, TAPI PERINGATAN HARI KELAHIRAN).
Pada saat perubahan, Gereja Barat menggunakan Kalender Gregorian, Gereja Timur tetap setia dengan Kalender Gereja Awal yaitu 25 Desember / 29 bulan Khiak itu jatuh di 6 atau 7 Januari[Kalender Gregorian] penanggalan Masehi menurut penanggalan arab yang sekarang. Jadi Gereja Orthodox Timur merayakan Hari Kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember Kalender Gereja Awal, atau 29 Bulan Khiak menurut penanggalan Mesir, sesuai dengan catatan Gereja Awal yang menyatakan: "Saudara-saudara, peliharalah perayaan untuk kelahiran-Nya pada tanggal 25 bulan ke-9 Ibrani, yaitu tanggal 29 bulan ke-4 Mesir". - Disdacalia Apostolorum.
Gereja Orthodox menetapkan bahwa 6 atau 7 Januari /25 Desember Kalender Gereja barat (Katholik dan Protestan) / 29 bulan Khiakh Kalender Mesir sebagai Peringatan Hari Kelahiran Yesus, dikarenakan di dasarkan perhitungan Kehamilan Elizabet sampai dengan Permulaan Maria mengandung. Jadi, sebenarnya bahwa Gereja Awal tidak sembarangan mengambil tanggal-tanggal peringatan untuk Tuhan, Gereja dengan pasti mempertimbangkan segalanya dalam mengambil sebuah keputusan dan tentunya mesti berdasarkan pada Data Injil dan Kitab Para Nabi.
Catatan : berdasarkan klasifikasi Smith dan Ferguson bahwa setiap 30-50 tahun iklim dunia terus bergeser sesuai perputaran rotasi bumi dan kedudukan sumbu bumi, sehingga asumsi bahwa Yesus lahir pada musim semi waktu itu dapat berubah menjadi musim dingin dimasa sekarang. Jadi jika asumsi ini digunakan sebagai acuan untk membantah tanggal 25 desember sebgai hari natal maka kita dapat menepisnya.
2. Gembala-gembala di Padang Efrata:
Penampakan Messiah di Migdal Eder
"Migdal Eder, Menara Kawanan
Domba, tempat dimana akan terjadi Raja
Messiah akan diwahyukan pada hari-hari
akhir" (Targum Yonathan, Berehit/Genesis 35:21)
"Tahun yang baik pada bulan Tebeth (Desember)
tidak turun hujan" (Talmud, Ta’anit 6b)
Mungkinkah ada kawanan domba di padang pada musim dingin?
Dalam banyak rincian tulisannya, khususnya Kisah Para Rasul, keterangan Lukas dibuktikan sangat tepat oleh para archeolog akhir-akhir ini. Nah, dalam kaitan dengan tanggal perayaan Natal, 25 bulan Tebeth/Desember. Lukas menulis: Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal dipadang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam (Lukas 2:8). Pertanyaan yang lazim dikemukakan, "Mungkinkah ada kawanan domba yang digembalakan di padang pada waktu malam di musim dingin?". Pertanyaan ini, tentu saja memustahilkan penanggalan Gereja seperti yang sudah kita bahas mengenai tanggal Kelahiran al-Masih.
Pertanyaan itu memang menarik. Tetapi sayang sekali, semua sikap yang cenderung meremehkan kisah-kisah seperti itu dalam Alkitab, kurang dilengkapi dengan pemahaman yang memadai mengenai latar belakang tradisi Yahudi. Khususnya mengenai pengharapan Yahudi mengenai kedatangan Messiah. Pertanyaan di atas, dapat dijawab dengan mengemu-kakan 2 fakta dasar sebagi berikut :
Pertama, sesuai dengan pengharapan Yahudi tampaknya yang dimaksudkan Lukas dengan padang gembala itu bukan padang gembala biasa(harfiah)/literal. Tetapi menunjuk kepada Migdal Eder, "Menara Kawanan Domba" yang disebut dalam Targum Yonathan. Latarbelakangnya, seperti dicatat dalam Kejadian 35:16-22. Di situ dikisahkan tentang kematian Rahel pada waktu ia melahirkan Benyamin, yang lalu dikuburkan di jalan ke Efrata, yaitu Bethlehem. Kubur Rahel itu ada di Bethlehem hingga sekarang. Di sebuah bangunan dengan kubah putih, di situ ada Menorah dan tulisan Ibrani: Qubr Rahel, "kuburan Rahel". Dalam Targum Yonathan, Migdal Eder, "Menara kawanan domba", tempat Israel memasang kemahnya (Kejadian 35:21), disebut sebagai tempat Messiah akan dinyatakan. Menurut literatur Yahudi: Mishnah, Sheki-nah 7,4 domba-domba yang disebut dalam kaitan dengan Migdal Eder itu bukan domba-domba biasa, tetapi domba-domba kurban Bait Allah, yang dijaga oleh gembala-gembala khusus pula yang diikat oleh peraturan rabbi-rabbi Yahudi. Karena itu, letak Migdal Eder menurut keterangan Mishnah tadi di suatu jalan tertutup dalam perjalanan dari Bethlehem menuju ke Yerusalem. Yang jelas, apa yang sekarang disebut Sahl al-Ra’wat (The Sepherd s Field) di Beyt Sahour, itu hanya kira-kira saja. Artinya, jauh dari keterangan yang diberikan Mishnah. Nah, karena tempat itu memang tempat tertutup, mungkin semacam benteng begitu, maka "domba-domba di padang itu dibiarkan digembalakan, baik pada saat musim panas maupun musim hujan". Demikian keterangan yang terbaca dalam Talmud, tractate: Bezah 40a, Tsepta Bezah 4:6. Nah, untuk ukuran domba-domba biasa di padang belantara memang tidak mungkin, sebab domba-domba pada umumnya paling lambat harus kembali dimasukkan dalam kandangnya pada waktu turunnya hujan pertama (kira-kira bulan Nopember)". Bahwa Bait Allah di Yerusalem mempunyai persediaan khusus seperti itu, jelas dari fakta bahwa tidak ada upacara Yahudi yang tanpa kurban hampir dalam semua lingkaran tahun liturgis. Dalam penanggalan liturgi Yahudi, perayaan yang jatuh pada bulan 25 Kislew sampai 2 Tebeth (Desember/Januari) adalah Hari Hanuka ("penahbisan Bait Allah"). Hari raya ini memperingati kemenangan Yuhuda/Yudas Makabe pada tahun 165-164 sebelum Masehi, karena kejahatan Anthiokus Epifanes yang menajiskan Baitul Maqdis itu (2 Makabe 10:6). Dalam Yohanes 10:22 disebutkan bahwa perayaan itu jatuh pada musim dingin. Ciri khas perayaan ini adalah penyalaan lampu-lampu terang, sehingga sejarahwan Flavius Yosephus menyebutnya : "Hari Raya Terang" (Antiquities 12:325). Barangkali dari upacara inilah, ummat Kristen mengadaptasi penyalaan lilin-lilin dan lampu Natal. Jadi, TIDAK USAH CURIGA DAN TAKUT DULU bahwa ritus-ritus Natal itu asalnya dari paganisme, meskipun kita tidak mengecilkan makna kontekstualisasi yang dalam pada agama apapun di dunia ini.
Kedua, secara umum biasanya pada musim dingin, maka gembala tidak menggembalakan domba-dombanya di padang. Ya, ini kan pada umumnya. Apa di dunia ini tidak pernah terjadi waktu-waktu yang khusus? Jawabnya: Ya, tentu saja pernah terjadi. Jadi, biasanya memang pada bulan Tebeth/Desember curah hujan sangat besar. Orang-orang akan menggigil kedinginan bila berada di luar. Tapi, ternyata tidak selamanya pada bulan Tebeth turun hujan. berdasarkan bukti, Dalam Talmud, Ta’anith 6b,: "Tahun baik dalam bulan Tebeth (Desember) tidak turun hujan". Apa maksud-nya? Ya, memang pernah terjadi "salah mangsa, salah musim". Dalam hubungan dengan itu, Talmud malah secara eksplisit mencatat bahwa pada musim dingin: "domba-domba digembalakan di padang". Untuk lebih mantabnya, kutipan bahasa Ibraninya:alu hen midbariyot. The flocks which pastured in the wilderness. "Apakah tidak masuk akal apabila kita berfikir bahwa pernah ada waktu yang disiapkan secara khusus oleh Allah: suasana ramah, hari biak dan cuaca yang bagus?". Kelahiran Messiah sendiri, Putra Allah yang lahir dari seorang perempuan Yahudi di Palestina itu terjadi: Fa lama tamma al-Zaman. "When the fullness of the times had come" (Galatia 4:4). Ya, mungkin penafsiran ini terlalu jauh. Tapi begitulah kita haqqul yaqin, mengimani misteri Ilahi. Kesimpulan, sekali lagi tidak ada yang janggal dengan kelahiran Sayidina Almasih pada bulan Tebeth/ Desember, sebagaimana yang ditetapkan dalam hitungan liturgi Gereja selama ini.
Pustaka:
Markus Aziz, Khalil, The Coptic Orthodox Church (Montreal, Canada: The Coptic Orthodox Patriarchete,t.t), p.35.
Bambang Noorsena, Renungan-renungan Idul Milad (Natal) di Tanah Suci Israel/Palestina (Malang: Studia Syriaca Orthodoxia,1999)
Richard Booker, Jesus in the Feast of Israel (Shippensburg, PA: Destiny Image Publishers, 1987), pp.10-11. Cf. “Syriac Calendar” dalam Alexander Roberts, D.D and James Donaldson, L.L.D (ed), The writings of The Fathers Down to A.D. 325 Ante Nicene fathers. Volume 8 (Peabody, Massachussets, 1994), pp.666
“Al-A’Id al-Tsabitah”, dalam Mar Ignatius Zakka I ‘Iwas, At-Tuhfat ar-Ruhiyat fii ash Shalat al-Fardhiyat (Allepo: Dar Al-Raha lil Nasyir, 1990), p. 204
Iris Habib al-Mishr, The Story of The Copts (Kairo: The Middle East Council of Churches, lt.t), p. 563
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelahiran_Yesus
http://filsafat.kompasiana.com/2010/01/04/sejarah-natal-bukan-untuk-memperingati-kelahiran-yesus-kristus/
Markus Aziz Khalil, Op.Cit, p.33
Pengakuan itu diterbitkan UNESCO dengan judul: The Modern Science of Astrology, terbit di London, 1966.
[Hasil Revisi Mr. C]