
Apa yang terjadi di Paris?
Ciee, tetiba ada yang jadi pakar analisa politik Paris nih ya.
Terus, kelompok sebelah ngajakin bikin rusuh seperti Paris. Wait !!! Sebelum tahu masalahnya apa, jangan asal ngajak demo karena kamu benci Jokowi.
Ini gue cuma copas tulisan kakak gue yang sudah jadi citizen di Paris selama 28 tahun. Ya secara dia juga kesal dengan kebijakan Macron karena gaji dia kena potong PPh gede, demi imigran.
Begini ceritanya :
Kerusuhan di Paris itu bukan cuma masalah kenaikan harga BBM. Ga cuma itu aja, kenaikan BBM disengaja supaya rakyat lebih ekologi mau ganti mobil electric.
Lah, untuk beli mobil electric aja minimum 25.000 euros.
Kerusuhan yang terjadi hanyalah luapan permasalahan² lain² nya. Taxes mulu, taxes mulu.
Orang² menengah Paris bosen jadi sapi perah.
Contoh extrem : couple asal imigran dengan anak 3 atau 4, dua² nya ga kerja bisa hidup dengan lebih baik.
Semuanya dibantu pemerintah, no taxes, mereka ga bayar pajak, dapat asuransi sosial dan kesehatan gratis, ke dokter gratis, kalo istrinya melahirkan di sini, berobat dan lahiran gratis, prioritas untuk dapat sewa apartemen sosial kadang gratis atau sewanya murah sekali, dapat alokasi familial dan pendidikan untuk anak² nya dll dst nya.
Termasuk budget utk refuge Suriah kemarin ini mahal banget untuk kas negara. Mereka juga dapat prioritas untuk berteduh dan sekolah gratis untuk anak² nya, yg usia produktif dapat bimbingan skill agar bisa kerja sementara rakyat Perancis banyak yg nganggur.
Nah, mereka² yg masuk dalam pasukan rompi kuning ini profilnya rata² : couple dengan anak 1, yg rata² dua² nya kerja dengan gaji minimum (gaji minimum di sini 1.200 euros net per bulan). Berarti couple tsb income nya 2400 euros per bulan.
Atau profil kedua para pensiunan yg pensiunnya kecil.
Nah, mereka² ini masuk ke golongan kelas sapi perah yg "nanggung".
Karena mereka ga dapat bantuan apa² dari pemerintah tapi kena peras terus, taxes income, taxes sampah, taxes tempat tinggal, listrik, gas, bensin dll.
Sewa apartemen juga ga dapat prioritas ke sewa apartemen sosial, karena dua² nya kerja, sedang utk sewa apartemen 2 kamar aja sekitar 1.000 - 1.200 euros per bulan, belom bayar taxes macem².
Mereka mengeluh di pertengahan bulan ada yg sampe merah atau minus rekening bank nya. Ada yg ngeluh sisa gaji setelah dipotong macem² untuk makan aja ngepas banget.
Nah, sapi² perah yg nanggung, cuma dapat gaji minimum ga bisa hidup dengan nyaman walau mereka dua² nya kerja.
Sedang couple yg ga kerja tuh dpt sokongan gaji minimum 500 euros per bulannya, belom bantuan² lainnya, refuge Suriah jg dapat duit per bulan untuk hidup, itu kas dari mana ??
Makanya, orang² Perancis yg kebanyakan couple muda dengan gaji minimum ini udah bosen tingkat dewa dengan kebijakan Perancis, terlalu sosialis juga karena sebagai negara HAM, kadang harus menerima banyak refuge, satu refuge itu mahal banget lho, pemerintah harus nanggung hidupnya sampe si refugee otonomi apalagi refuge politik, itu ditanggung 100%.
Politik seperti ini banyak merugikan rakyat Perancis itu sendiri, mereka udah jenuh amat sangat.
Nah, begitulah yang terjadi di Paris, terus kalau ada yang terinspirasi kerusuhan di Paris mau demo, demo atas dasar apa ? Jokowi masih kerja kok.
Beruntung ya kita punya Jokowi.
Biasakan riset sebelum nulis, apalagi ngaku pakar analisa.