Trinity dan Alvaro kembali ke Tanah Air

Oleh : Birgaldo Sinaga

Hari ini 13 November dua tahun lalu, sekumpulan bocah kecil usia 2.5 tahun meraung teriak kesakitan. Pasalnya seorang teroris bernama Juhanda melemparkan bom molotov ke kerumunan anak-anak sekolah minggu di depan Gereja Oikumene Samarinda.

Intan Olivia balita usia 2.5 tahun terbakar 80 persen sekujur tubuhnya. Ia hanya bertahan 14 jam di rumah sakit. Kedua orang tua Intan pingsan dan histeris melihat anak yang dicintainya akhirnya harus pergi meninggalkan mereka dengan tubuh hangus terbakar.

Dua temannya Alvaro dan Trinity harus berjuang keras melewati masa-masa kritis. Puji Tuhan mereka akhirnya lolos dari maut meski luka bakar sekujur tubuh mereka tidak akan hilang seumur hidup mereka.

Sejak setahun lalu, Alvaro berobat di Sunway Healthcare Kuala Lumpur. Sedangkan Trinity di RS Sun Yat Sen Guangzhou Tiongkok.

Barusan saya dapat kabar dari ayah Trinity yang saat ini bekerja di Afrika Selatan,  bahwa istri dan anaknya Trinity akan kembali ke tanah air setelah 2 bulan menjalani terapi pencangkokkan kulit di Guanzhou. 

Menurut dokter, Trinity akan kembali lagi ke Guangzhou antara Januari atau Februari 2019. Ini penting untuk menghindari trauma pengobatan yang bisa mengganggu tumbuh kembang psikis mentalnya.

Saya juga dapat kabar dari orang tua Alvaro dari Malaysia. Varo telah diijinkan dokter untuk pulang. Mereka akan kembali ke tanah air pada 28 November ini. Kemungkinan kembali menjalani perawatan pada awal tahun depan balik ke Malaysia.

Alvaro sebelum kembali ke tanah air mempersembahkan kesaksian pujian di gereja Malaysia.

Ia menyanyikan lagu yang membuat jemaat gereja menangis haru akan ketegaran Varo melewati penderitaan berat itu. 

"Tak ku tahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap.
Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap.

Oh, tiada ‘ku gelisah akan masa menjelang;
‘ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang.

Banyak hal tak kufahami, dalam masa menjelang.
Tapi t’rang bagiku ini. Tangan Tuhan yang pegang"

Teman2 seperjuangan yang murah hati..

Kedua orang tua Trinity dan Alvaro mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kemurahan hati teman2 seperjuangan yang telah mendoakan dan memberi bantuan materi. Bantuan teman2 seperjuangan sangat menolong keluarga ini bisa memberikan perawatan terbaik buat anaknya.

Saya hanya menuliskan lirih mereka yang tidak tahu mau menjual apa saat ingin mengobati buah hati mereka korban teroris jahat itu. Mereka orang biasa yang tidak punya duit melimpah. Padahal pengobatan itu perlu milyaran.

Meski negara tidak membantu pemulihan Alvaro dan Trinity namun masih ada kita saudara sebangsa yang masih peduli pada mereka.

Saya mengucapkan terimakasih atas kepedulian dan kemurahan hati teman2 seperjuangan.

Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati teman2 semua..

Salam perjuangan penuh cinta

Birgaldo Sinaga